resume Teori Akuntansi BAB 2 aks 4e





 
apa itu penalaran??

yuk lah kita bahas, belajar bareng-bareng yaa

BAB II
PENALARAN (REASONING)

DEFINISI

Penalaran adalah proses berfikir logis dan sistematis untuk membuat dan mengevaluasi suatu keyakinan terhadap suatu pernyataan atau asersi.

UNSUR dan STRUKTUR PENALARAN

Struktur dan proses penalaran dibangun atas dasar 3 konsep penting yaitu :
  1. Asersi, adalah suatu pernyataan (biasanya positif) yang menegaskan bahwa sesuatu adalah benar.
  2. Keyakinan (beliefs), adalah tingkat kebersediaan(willingness) untuk menerima bahwa suatu pernyataan atau teori mengenai suatu fenomena adalah benar.
  3. Argumen, adalah serangkaian asersi beserta keterkaitan (artikulasi) dan inferensi atau penyimpulan yang digunakan untuk mendukung suatu keyakinan 
ASERSI (Pernyataan)

Asersi atau pernyataan adalah penegasan tentang sesuatu atau realitas. berdasarkan kuantifikasinya asersi di bagi menjadi dua yaitu:
  1. Asersi Universal (keseluruhan, semua).
  2. Asersi Spesifik (tertentu, sedikit, banyak atau sebagaian besar).

INTERPRETASI ARSERSI

 Untuk menerima kebenaran suatu asersi, harus dipastikan lebih dahulu apa arti atau maksud asersi. Sangat penting sekali untuk memahami arti asersi unuk menentukan keyakinan terhadap kebenaran asersi tersebut. Untuk memahami maksud asersi, orang juga harus mempunyai pengetahuan tentang subjek atau topik yang dibahas. Kesalahan interpretasi dapat terjadi karena dua bentuk asersiyang berbeda dapat berarti dua hal yang sama atau dua hal yang sangat berbeda.

ASERSI UNTUK EVALUASI ISTILAH

Representasi dalam bentuk diagram dapat digunakan untuk mengevaluasi ketetapan makna suatu istilah. Sebagai contoh, manakah istilah yang tepat antara bersertifikat akuntan publik (BAP) dan akuntan publik bersertifikat (APB) sebagai padan pada certified public accountant (CPA). 

JENIS ASERSI (pernyataan)

  1. Asumsi, adalah asersi yang diyakini benar meskipun orang tidak dapat mengajukan atau menunjukkan bukti tentang kebenarannya secara meyakinkan atau asersi yang orang bersedia menerima sebagian besar untuk keperluan diskusi atau debat.
  2. Hipotesis, adlaah asersi yang belum/tidak diketahui kebenarannya namun diyakini bahwa asersi tersebut dapat diuji kebenarannya.
  3. Pernyataan fakta adalah asersi yang bukti kebenarannya diyakini sangat kuat atau bahkan tidak dapat dibantah.

FUNGSI ASERSI

Untuk sebuah argumen asersi digunakan sebagai konklusi. Premis , merupakan sebuah asersi yang digunakan untuk mendukung konklusi.

KEYAKINAN (conviction/ belife)

Adalah tingkat kebersediaan untuk menerima bahwa asersi tersebut benar. Keyakinan diperoleh karena ada nya kepercayaan tentang kebenaran yang berada didalam asersi tersebut.

PROPRITAS KEYAKINAN

Semua penalaran bertujuan unuk menghasilkan keyakinan terhadap asersi yang menjadi konklusi penalaran. Pemahaman terhadap properitas (sifat) keyakinan sangat penting dalam mencapai keberhasilan berargumen. Argumen dianggap berhasil kalau argumen tersebut dapat mengubah keyakinan. Berikut ini dibahas properitas keyakinan yang perlu disadari dalam berargumen.

Berikut beberapa properitas keyakinan yang perlu disadari dalam berargumen
  1. Keadabenaran(plausibility)
    Keadabenearan suatu asersi bergantung pada apa yang diketahui tentang isi asersi atau pengetahuan yang mendasari (the underlying knowledge) dan pada sum,ber asersi (the source)
  2. Bukan Pendapat
    keyakinan adalah sesuatu yang harus dapat ditunjukkan atau dibuktikan secara objektif apakah salah atau benar dan sesuatu yang diharapkan menghasilkan kesepakatan oleh setiap orang yang mengevaluasinya atas dasar fakta objektif.
  3. Bertingkat
    keyakinan yang didapat dari suatu asersi tidak bersifat mutlak tapi bergradasi mulai dari sangat meragukan sampai sangat meyakinkan (convincing).
  4. Berbias
    keyakinan dipengaruhi oleh preferensi, keinginan atau kepentingan pribadi yang karena suatu hal perlu dipertahankan.
  5. Bermuatan Nilai
    adalah tingkat penting-tidaknya sesuatu keyakinan perlu dipegang atau dipertahankan seseorang.
  6. Berkekuatan
    adalah tingkat kepercayaan yang dilekatkan seseorang pada kebenaran suatu asersi.
  7. Veridikal
    adalah tingkat kesesuaian keyakinan dengan realitas.
  8. Berketertempaan(malleability)
    berkaitan dengan mudah-tidaknya keyakinan tersebut berubah dengan adanya informasi yang relevan.

 ARGUMEN


Istilah argumen seringkali di pakai untuk perbedaan pendapat, perselisihan. Dalam pengertan ini argumen mengandung konotasi negatif. Dalam arti positif argumen dapat disamakan dengan penalaran logis yang berfungsi uuntuk menjelaskan aatau menunjukan bukti rasional tentang asersi.


ANATOMI ARGUMEN

  Argumen terdiri dari serangkaian asersi. Asersi berkaitan dengan yang lain dalam bentuk inferensi atau penyimpulan. Asersi dapat berfungsi sebagai premis atau konklusi (atau asersi kunci) yang merupakan komponen argumen.

 JENIS-JENIS ARGUMEN
Ada dua jenis argumen yaitu:

  ARGUMEN DEDUKTIF


Telah disebutkan bahwa argumen atau penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari pernyataan umum yang disepakati ke pernyataan khusus sebagai simpulan. Argumen deduktif disebut juga argumen logis. Argumen logis adalah argumen yang asersi konklusinya tersirat atau dapat diturunkan dari asersi lain yang diajukan.

ARGUMEN INDUKTIF

Sebaliknya, argumen induktif adalah penalaran yang berawal dari suatu pernyataan atau keadaan yang khusus dan berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan generalisasi dari keadan khusus tersebut. Berbeda dengan argumen deduktif yang merupakan argumen logis, argumen deduktif lebih bersifat ada benarnya. Dalam argumen logis, konklusi merupakan implikasi dari premis. Dalam argumen ada benarnya, konklusi merupakan generalisasi dari premis.

KECOHAN (FALLACY)
Bila terdapat suatu asersi yang nyatanya membujuk dan dianut banyak orang padahal seharusnya tidak lantaran argumen yang diajukan mengandung cacat (faulty), maka pasti terjadi kesalahan yang disebut kecohan(fallacy). Kecohan berdasarkan dari maksud untuk berargumen, dibagi menjadi dua yaitu stratagem dan reasoning fallacy.

1. Stratagem
Stratagem adalah pendekatan atau cara-cara untuk mempengaruhi keyakinan orang dengan cara selain mengajukan argumen yang valid atau masuk akal. Stratagem biasanya dilakukan untuk membela pendapat yang sebenarnya keliru atau lemah dan tidak dapat dipertahankan secara logis. Stratagem dapat mengandung kebohongan dan muslihat. Berikut stratagem yang sering dijumpai dalam diskusi atau perdebatan baik politis maupun akademik:

  1. Persuasi Taklangsung
    merupakan stratagem untuk meyakinkan seseorang akan kebenaran suatu pernyataan bukan langsung melalui argumen atau penalaran melainkan melalui cara-cara yang sama sekali tidak berkaitan dengan validitas argumen. Banyak dijumpai dalam iklan.
  2. Membidik orangnya
    Stratagem yang dilakukan untuk melemahkan atau menjatuhkan suatu posisi atau pernyataan dengan cara menghubungkan pernyataan atau argumen yang diajukan seseorang dengan pribadi orang tersebut.
  3. Menyampingkan masalah
    Stratagem ini dilakukan dengan cara mengajukan argumen yang tidak bertumpu pada masalah pokok atau dengan cara mengalihkan masalah ke masalah lain yang tidak bertautan.
  4. Misrepresentasi
    Stratagem yang dilakukan dengan cara memutarbalikkan atau menyembunyikan fakta baik secara halus maupun terang-terangan. dapat dilakukan dengan cara: mengekstremkan posisi lawan, menyelahartikan maksud baik posisi lawan atau menonjolkan kelemahan dan menyembunyikan keunggulan argumen lawan.
  5. Imbauan cacah
    Stratagem ini dilakukan untuk mendukung suatu posisi dengan menunjukkan bahwa banyak orang melakukan apa yang dikandung posisi tersebut.
  6. Imbauan autoritas
    Stratagem ini dilakukan untuk meningkatkan daya bujuk suatu posisi dengan menunjukkan bahwa posisi tersebut dipegang oleh orang yang mempunyai otoritas dalam masalah bersangkutan tanpa menunjukkan bagaimana otoritas bernalar.
  7. Imbauan Tradisi
    Stratgem ini dilakukan untuk mendukung suatu posis/keyakinan dengan menunjukkan bahwa sesuatu telah lama dilakukan/menjadi tradisi
  8. Dilema semu
    Taktik seseorang untuk mengaburkan argumen dengan cara menyajikan gagasannya dan satu alternatif lain kemudian mengkarakterisasi alternatif lain sangat jelek, merugikan atau mengerikan sehingga tidak ada cara lain kecuali menerima apa yang diusulkan penggagas.
  9. Imbauan Emosi
    emosi orang yang dituju diagitasi sehingga dia merasa tidak enak untuk tidak menerima alasan yang diajukan. Dapat dibagi dua : imbauan belas kasih (appeal to pity) dan imbauan tekanan (appeal to force)

2. Salah Nalar (Reasoning Fallacy)
Salah Nalar adalah kesalahan struktur atau proses formal penalaran dalam menurunkan simpulan, sehingga simpulan menjadi salah atau tidak valid. Salah nalar biasanya bukan kesengajaan dan tidak dimaksudkan untuk mengecoh atau mengelabui. Berikut beberapa salah nalar yang banyak dijumpai dalam diskusi atau karya tulis profesional, akademik atau ilmiah :

  1. Menegaskan konsekuen
    Agar argumen valid maka kita harus mengikuti kaidah menegaskan anteseden. Bila simpulan diambil dengan pola premis yang menegaskan konsekuen akan terjadi salah nalar.
  2. Menyangkal anteseden
    Suatu argumen yang mengandung penyangkalan akan valid apabila konsklusi ditarik mengikuti kaidah konsekuen. Bila simpulan diambil dengan struktur premis yang menyangkal anteseden, simpulan akan menjadi tidak valid.
  3. Pentaksaan (Equivocation)
    Salah nalar dapat terjadi apabila ungkapan dalam premis satu mempunyai makna yang berbeda dengan ungkapan dalam premis lainnya.
  4. Perampatan-lebih (Overgeneralization)
    Salah nalar yang terjadi akibat melekatkan karakteriskti sebagian kecil anggota ke seluruh anggota himpunan, kelas atau kelompok secara berlebihan.
  5. Parsialitas
    Kesalahan nalar yang terjadi ketika menarik konsklusi hanya atas dasar sebagian dari bukti yang tersedia yang kebetulan mengandung konsklusi.
  6. Pembuktian dengan analogi
    Analogi bukan merupakan cara untuk membuktikan validitas atau kebenaran asersi namun lebih merupakan sarana untuk meyakinkan bahwa asersi konsklusi mempunyai kebolehjadian(likelihood) untuk benar. Bila premis benar, konklusi atas dasar analogi belum tentu benar.
  7. Merancukan urutan kejadian dengan penyebaban
    Kesalahan yang dilakukan orang yang merancukan urutan kejadian dengan penyebab. Bila kejadian B selalu mengikuti kejadian A, orang cenderung menyimpulkan bahwa B disebabkan oleh A.
  8. Menarik Simpulan Pasangan
    Salah nalar yang terjadi ketika orang menyimpulkan bahwa suatu konsklusi salah lantaran argumen tidak disajikan dengan meyakinkan (tidak konsklusif) sehingga dia lalu menyimpulkan bahwa kosnklusi atau posisi pasanganlah yang benar. Mirip dengan bentuk salah nalar menyangkal anteseden.


Aspek Manusia dalam Penalaran
Manusia tidak selalu rasional dan bersedia berargumen, sementara itu tidak semua asersi dapat ditentukan kebenarannya secara obyektif dan tuntas. Berikut ini aspek manusia yang menjadi penghalang penalaran dan pengembangan ilmu :

  1. Penjelasan sederhana
    Orang sering puas dengan penjelasan sederhana sehingga dia tidak lagi berupaya untuk mengevaluasi secara seksama kelayakan penjelasan dan membandingkannya dengan penjelasan alternatif (tidak kritis dalam menerima penjelasan)
  2. Kepentingan mengalahkan nalar
    Orang memiliki kepentingan tertentu (vested interest) sehingga memaksa orang tersebut memihak suatu posisi meskipun posisi tersebut lemah dalam segi argumen
  3. Sindroma Tes Klinis
    Seseorang mempunyai pandangan yang menurut dirinya sebenarnya keliru atau tidak valid lagi karena ada pandangan atau gagasan baru namun akademisi tersebut tidak berani membaca sumber gagasan baru karena takut pendapatnya yang telah disebarkan benar-benar keliru
  4. Mentalitas Djoko Tingkir
    Menggambarkan lingkungan akademis atau profesi dimana ilmuwan atau akademisi merasa di bawah kekuasaan kolega senior sehingga sering memihak senior dan mengajarkan apa yang sebenarnya salah dengan menyembunyikan yang valid untuk menghormati senior, atau untuk melindungi diri dari tekanan senior
  5. Merasionalkan daripada menalar
    Orang ada kalanya berusaha mencari justifikasi untuk membenarkan posisinya. Sikap merasionalkan ini dapat terjadi karena keterbatasan pengetahuan orang bersangkutan dalam topik yang dibahas tetapi orang tersebut tidak mau mengakuinya.
  6. Persistensi
    Orang sering berteguh atau persisten terhadap keyakinannya meskipun terdapat argumen yang kuat bahwa keyakinan tersebut sebenarnya salah sehingga dai harus melepaskan keyakinan tersebut




“Main-main ke madina 
Makan kurma ketemu raja
Kalau pengen jadi sarjana
Jangan cuma mimpi aja “


 Sumber: Buku Teori Akuntansi SUWARDJONO, Edisi Ketiga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

resume teori akuntansi BAB 6 Asset

resume teori akuntansi Bab 5